our memories
hari ini saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahan kesedihan itu. saya berusaha menahan agar tidak ada lagi air mata yang jatuh. semua saya usahakan sekuat tenaga. alhamdulillah hari ini semua berjalan dengan lancar, saya sudah bisa mengendalikan emosi hati saya walau sebenarnya tidak demikian. saya berusaha untuk tegar. saya berusaha untuk kembali menjadi diri saya yang sebenarnya...

kamu tahu, semua ini saya lakukan hanya untuk kamu. saya tidak akan pernah bisa melupakan kamu. kamu sumber inspirasi saya, kamu penyemangat hidup saya, kamu panutan saya, kamu hero saya, kamu segalanya untuk saya. kamu yang terbaik. sosok itu tidak akan pernah bisa tergantikan oleh siapapun. posisi kamu juga tidak akan pernah ada yang bisa menggantikannya..

kamu tahu. semakin hari seseorang yang selama ini kamu larang saya untuk berhubungan dengan saya semakin sering hadir dalam kehidupan saya. setiap saya melihat dia, saya selalu teringat sosok kamu. saya selalu terbayang akan diri kamu yang ada di dirinya. tidak tahu apa yang terjadi, sebagian sisi dari dirimu ada di dirinya. apa maksud dari semua ini? kamu sudah melarang saya untuk berhubungan dengan dia, tetapi semakin hari sikapnya semakin mirip dengan apa yang kamu pernah berikan ke saya. kenapa harus seperti ini? apa kamu mengizinkan say auntuk dapat berhubungan dengan dia? atau kamu sengaja melakukan ini semua? beri saya jawaban yang pasti.. sebelumny apun saya ingin meminta izin sama kamu apakah saya mendapat izin untuk dapat berhubungan lagi dengan dia? apakah kamu setuju? sebab kamu sebelumnya sangat melarang saya untuk berhubungan lagi dengan dia. dengan seperti ini saya semakin tersiksa. tetapi saya sangat rindu dengan apa yang biasa kita lakukan bersama. apa mungkin dia bisa menggantikan kamu? apa mungkin kamu yang menginginkannya. bicara. katakan.. jangan biarkan semua pertannyaan ini selalu berada dalam diri saya untuk waktu yang lama. bantu say auntuk menghadapi semua cobaan ini. saya ingin kamu ada lagi disini. saya ingin memiliki kakak sekaligus sahabat seperti kamu. sesungguhnya kamu yang say aharapkan untuk dapat kembali ke dunia ini. tapi itu semua sudah tidak mungkin. semua sudah takdir yang mau tidak mau harus saya terima. kehilangan kamu membuat hidup saya terasa kehilangan separuh rasa bahagia saya.
our memories
hari ini pertama saya masih kuliah setelah kepergiannya. saya sudah bertekad untuk kembali speerti diri saya yang sebelumnya. akan tetapi ternyata sulit untuk direalisasikan. begitu jelas ingatan itu dalam benak ini. kamu selalu ada diingatanku.

hari ini saya melintasi sekolahmu. semuanya masih sama seperti dulu, tidak ada satupun yang berubah. saya teringat dulu saya sering kamu jemput dan dibiarkan menunggu di mobil hingga usai sekolah. setelah itu kita jalan bareng-bareng. semua masih sangat saya ingat. sering kita beli jajanan di pinggir jalan depan sekolahan itu karena saya tidak cukup punya uang banyak untuk jajan di kantin sekolahmu. sering kali saat kamu ujian, kamu suruh saya menunggu di mobil dengan ditemani buku-buku yang berisi jawaban ujian. saat kamu kesulitan dalam ujian kamu sms saya untuk mencarikan jawabannya.

kamu ingat taman kemang? ingat kan dulu kita bertiga sering banget lari pagi disana. aku selalu berada paling belakang. dan ingat kan saat kita sarapan pagi usai lari pagi di pinggiran jalan depan lapangan tennis? kamu dengan badan sekecil itu tapi makan bisa melahap 2 piring. ingat juga kan saat kita istirahat di halte dekat lapangan tennis? disana kamu terpeleset karena berlari-lari tidak karuan. dan kamu ingat saat saya pingsan di trotoar? kalian dengan panik memopong saya hingga kemobil. semua ingatan itu masih sangat jelas. jelas sekali.

saya merasa sendiri. entah mengapa saya merasa sekarang saya hanya memopong kesedihan ini sendiri. tidak ada yang dapat membantu saya untuk memopongnya. tidak satupun. ingin sekali saya menceritakannya kepada teman-teman dekat saya di kampus tentang apa yang saya rasa. tetapi dimata saya kenapa mereka semua tampak cuek dan tidak perduli. hal tersebut membuat saya semakin perduli.

tadi saat saya tidur di kelas. saya merasakan tanganmu memegang erat tangan saya. saya sangat merasakan itu. kenapa kamu lepaskan begitu saja genggaman tangan itu?kenapa? kenapa kamu tidak ajak saya dalam genggamanmu?

tadi juga saya berhalusinasi. entah apa yang ada di fikiran saya. saya melihat sosok kamu dalam diri orang yang sebenarnya kamu benci. saat saya pandang dia serasa saya ingin memeluknya dan memintanya untuk jangan pergi meninggalkan saya. tapi saya tersadar semua itu hanya halusinasi saya..
our memories
hei sob... kamu tau kan hari ini cuaca mendung banget? saya tau banget ini yang kamu suka. hujan.. ya hujan.. waktu itu kamu bilang, ' hujan bukan lagi menjadi hal yang menyebalkan. coba lihat hujan dari sisi lain. sejuk, damai. hujan yang seperti ini yang selalu aku tunggu, yang jarang aku dapet di indonesia. makannya aku seneng tinggal disana, walaupun disana aku sendiri, tapi dengan adanya hujan aku serasa banyak orang yang nemenin disana. termasuk kalian semua'. itu kan bro... itu yang pernah kamu bilang sama saya pas kita lagi neduh.. sekarang saya bener-bener bisa merasakan dan mengerti maksud dari kata-kata kamu itu.. suaranya yang menenangkan hati. damai sob...

ini hari ketiga kepergian kamu ketempat yang sangat membahagiakan. yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. thanks kadonya yah.. kenapa gak langsung kamu kasih ke saya? kenapa harus saya yang ambil sendiri? saya suka banget sama kadonya..thanks

ada sesuatu yang ingin saya berikan ke kamu. tapi ternyata belum sempat saya berikan, kamu sudah pergi. saya taruh buku itu di atas meja belajar di kamarmu. kalau kamu mau baca, kamu ambil sendiri yah..

banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan kamu. bukan kita berdua, tapi bertiga. kita bertiga bersahabat kan?walau ini masalah kalian berdua, tetapi saya harus ikut serta. sebab ini semua ada hubungannya sama kita bertiga. persahabatan ini akan ada untuk selamannya kan? saya sudah baca pesan terakhir yang kamu kirim ke facebook. saya akan selalu berusaha semampu saya untuk mewujudkan keinginanmu. sya janji..
our memories
24 desember 2009...

siang itu ada rasa khawatir yang teramat sangat. saat itu saya tidak tahu apakah itu tanda-tanda atau bukan. banyak hal yang terjadi padaku seakan memberi isyarat akan ada sesuatu buruk yang terjadi. saya coba hubungi semua orang-orang terdekat. termasuk kamu. saat itu kamu bilang kalau perjalanan ke luar kota itu tidak akan lama dan semua akan baik-baik saja. kamu juga berjanji akan menghubungi saya untuk memberi kabar dan membicarakan semuanya. berjam-jam saya tunggu telpon itu tetapi tidak kunjung datang. hingga akhirnya jam 3 pagi ada telpon yang memberi kabar bahwa musibah itu terjadi. seluruh tubuh ini rasanya bergetar. serasa darah tidak lagi mengalir dalam tubuh ini. tanpa membawa apa-apa, hanya dompet dan pasport saya menyusulmu bersama keluarga. saat itu fikiran saya kacau. banyak bisikan-bisikan negatif yang mengelilingi diri ini. say aberusaha untuk tenang tetapi tidak bisa. firasat itu semakin kuat.
setibanya disana, cuaca sangat tidak mendukung. hujan begitu deras. saya benar-benar tidak sabar ingin melihat angsung sebenarnya apa yang terjadi. setelah penantian panjang, saya lihat sendiri lokasi kejadian. semua tampak buruk. jantung ini berdetak sangat kencang. kaki sulit sekali untuk melangkah. hingga akhirnya saya diperlihatkan sederetan manusia yang tertutup oleh plastik. ada rasa keraguan dalam hati untuk membukanya. sebab masih ada sedikit keyakinan bahwa kamu tidak akan ada disana. kami pasi bukan salah satu bagian dari manusia-manusia itu. saya buka palstik pertama, saat itu saya sangat bersyukur bahwa itu bukan kamu. begitu pula yang ketiga sampai seterusnya. hingga plastik yang terakhir. saya sangat bersyukur. akan tetapi sekelompok orang memopong seorang korban dengan sosok tubuh yang tidak asing dimata. saat dideretkan dengan manusia-manusia yang sebelumnya, jantung ini serasa berhenti. sulit sekali diri ini untuk bernafas. saya langkahkan kaki mendekati sosok itu. saya sentuh wajah itu. seluruh tubuh saya bergetar. sulit, sangat sulit untuk mengendalikannya. airmata pun sudah menyatu dengan air hujan yang membasahi tubuh ini. seketika diri ini benar-benar sulit untuk bernafas, dan kepala saya serasa baru saja tersambar petir yang amat sangat besar.

setelah saya sadar, tubuh ini lemah. hati ini hancur. saya masih ingat wajah itu. kamu. iya itu kamu. saya masih mencoba untuk mengendalikan diri, tetapi tidak bisa. semua yang ada di tubuh ini benar-benar sulit untuk dikendalikan. saya ingin bangun tetapi tidak sanggup. air mata sudah membahasi seluruh bagian pipi.
kenapa? kenapa harus kamu yang ada disana? kenapa semua ini harus terjadi?
saat itu entah itu benar atau hanya halusinasi, saya melihat kamu di kaca pintu rumah sakit itu. seketika dengan sekuat tenaga saya bangkit kemudian berlari berusaha menggapaimu. akan tetapi kamu tidak lagi ada disitu. kemana lagi? kamu kemana?
hingga saat ini saya hanya berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang nantinya akan segera berakhir dan semuanya kembali seperti semula. disetiap tidur, bayang-bayangmu selalu ada dimimpi...

semua ini sangat berat saya terima. beri saya waktu untuk menenangkan diri ini. beri saya waktu untuk berfikir apa yang sebenarnya terjadi...
our memories
hari ini semua tampak seperti mimpi. rasa takut dan gelisah menyelimuti diri ini. apakah kalian pernah merasakan kehilangan seseorang yang amat sangat penting dalam hidup ini?
ini adalah hari pertama dia pergi meninggalkan semuanya, termasuk saya. hingga detik ini saya masih berharap bahwa saya hanya bermimpi dan saya segera terbangun dari mimpi buruk ini.
kamu tahu ger.. sampai kapanpun tidak akan ada yang bisa menggantikan posisipun sebagai sahabatku. kamu tidak akan pernah sama dengan yang lainnya.
saat ini saya berada di kamarnya. sepi. sepi sekali. saya ingat, terakhir kali saya berada di kamar ini saat saya, dia dan adiknya sedang bermain kartu sembari membereskan pakaian yang akan dibawanya ke asrama hingga kami kelelahan dan tanpa disadari kami tertidur. saat itu hangat, sangat hangat. hangat kebersamaan kita. tapi, sekarang kamar ini sangat sunyi, dingin, hampa. yang ada kamar ini sekarang dipenuhi dengan kesedihan, penuh dengan kenangan.
' ger... gw numpang tidur di kasur lo yah. gw janji nanti gw beresin lagi kok. dan janji deh gak akan bangun kesiangan n gak lupa sholat subuh. tapi kalau gw kesiangan, bangunin yah.'