24 desember 2009...
siang itu ada rasa khawatir yang teramat sangat. saat itu saya tidak tahu apakah itu tanda-tanda atau bukan. banyak hal yang terjadi padaku seakan memberi isyarat akan ada sesuatu buruk yang terjadi. saya coba hubungi semua orang-orang terdekat. termasuk kamu. saat itu kamu bilang kalau perjalanan ke luar kota itu tidak akan lama dan semua akan baik-baik saja. kamu juga berjanji akan menghubungi saya untuk memberi kabar dan membicarakan semuanya. berjam-jam saya tunggu telpon itu tetapi tidak kunjung datang. hingga akhirnya jam 3 pagi ada telpon yang memberi kabar bahwa musibah itu terjadi. seluruh tubuh ini rasanya bergetar. serasa darah tidak lagi mengalir dalam tubuh ini. tanpa membawa apa-apa, hanya dompet dan pasport saya menyusulmu bersama keluarga. saat itu fikiran saya kacau. banyak bisikan-bisikan negatif yang mengelilingi diri ini. say aberusaha untuk tenang tetapi tidak bisa. firasat itu semakin kuat.
setibanya disana, cuaca sangat tidak mendukung. hujan begitu deras. saya benar-benar tidak sabar ingin melihat angsung sebenarnya apa yang terjadi. setelah penantian panjang, saya lihat sendiri lokasi kejadian. semua tampak buruk. jantung ini berdetak sangat kencang. kaki sulit sekali untuk melangkah. hingga akhirnya saya diperlihatkan sederetan manusia yang tertutup oleh plastik. ada rasa keraguan dalam hati untuk membukanya. sebab masih ada sedikit keyakinan bahwa kamu tidak akan ada disana. kami pasi bukan salah satu bagian dari manusia-manusia itu. saya buka palstik pertama, saat itu saya sangat bersyukur bahwa itu bukan kamu. begitu pula yang ketiga sampai seterusnya. hingga plastik yang terakhir. saya sangat bersyukur. akan tetapi sekelompok orang memopong seorang korban dengan sosok tubuh yang tidak asing dimata. saat dideretkan dengan manusia-manusia yang sebelumnya, jantung ini serasa berhenti. sulit sekali diri ini untuk bernafas. saya langkahkan kaki mendekati sosok itu. saya sentuh wajah itu. seluruh tubuh saya bergetar. sulit, sangat sulit untuk mengendalikannya. airmata pun sudah menyatu dengan air hujan yang membasahi tubuh ini. seketika diri ini benar-benar sulit untuk bernafas, dan kepala saya serasa baru saja tersambar petir yang amat sangat besar.
setelah saya sadar, tubuh ini lemah. hati ini hancur. saya masih ingat wajah itu. kamu. iya itu kamu. saya masih mencoba untuk mengendalikan diri, tetapi tidak bisa. semua yang ada di tubuh ini benar-benar sulit untuk dikendalikan. saya ingin bangun tetapi tidak sanggup. air mata sudah membahasi seluruh bagian pipi.
kenapa? kenapa harus kamu yang ada disana? kenapa semua ini harus terjadi?
saat itu entah itu benar atau hanya halusinasi, saya melihat kamu di kaca pintu rumah sakit itu. seketika dengan sekuat tenaga saya bangkit kemudian berlari berusaha menggapaimu. akan tetapi kamu tidak lagi ada disitu. kemana lagi? kamu kemana?
hingga saat ini saya hanya berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang nantinya akan segera berakhir dan semuanya kembali seperti semula. disetiap tidur, bayang-bayangmu selalu ada dimimpi...
semua ini sangat berat saya terima. beri saya waktu untuk menenangkan diri ini. beri saya waktu untuk berfikir apa yang sebenarnya terjadi...
siang itu ada rasa khawatir yang teramat sangat. saat itu saya tidak tahu apakah itu tanda-tanda atau bukan. banyak hal yang terjadi padaku seakan memberi isyarat akan ada sesuatu buruk yang terjadi. saya coba hubungi semua orang-orang terdekat. termasuk kamu. saat itu kamu bilang kalau perjalanan ke luar kota itu tidak akan lama dan semua akan baik-baik saja. kamu juga berjanji akan menghubungi saya untuk memberi kabar dan membicarakan semuanya. berjam-jam saya tunggu telpon itu tetapi tidak kunjung datang. hingga akhirnya jam 3 pagi ada telpon yang memberi kabar bahwa musibah itu terjadi. seluruh tubuh ini rasanya bergetar. serasa darah tidak lagi mengalir dalam tubuh ini. tanpa membawa apa-apa, hanya dompet dan pasport saya menyusulmu bersama keluarga. saat itu fikiran saya kacau. banyak bisikan-bisikan negatif yang mengelilingi diri ini. say aberusaha untuk tenang tetapi tidak bisa. firasat itu semakin kuat.
setibanya disana, cuaca sangat tidak mendukung. hujan begitu deras. saya benar-benar tidak sabar ingin melihat angsung sebenarnya apa yang terjadi. setelah penantian panjang, saya lihat sendiri lokasi kejadian. semua tampak buruk. jantung ini berdetak sangat kencang. kaki sulit sekali untuk melangkah. hingga akhirnya saya diperlihatkan sederetan manusia yang tertutup oleh plastik. ada rasa keraguan dalam hati untuk membukanya. sebab masih ada sedikit keyakinan bahwa kamu tidak akan ada disana. kami pasi bukan salah satu bagian dari manusia-manusia itu. saya buka palstik pertama, saat itu saya sangat bersyukur bahwa itu bukan kamu. begitu pula yang ketiga sampai seterusnya. hingga plastik yang terakhir. saya sangat bersyukur. akan tetapi sekelompok orang memopong seorang korban dengan sosok tubuh yang tidak asing dimata. saat dideretkan dengan manusia-manusia yang sebelumnya, jantung ini serasa berhenti. sulit sekali diri ini untuk bernafas. saya langkahkan kaki mendekati sosok itu. saya sentuh wajah itu. seluruh tubuh saya bergetar. sulit, sangat sulit untuk mengendalikannya. airmata pun sudah menyatu dengan air hujan yang membasahi tubuh ini. seketika diri ini benar-benar sulit untuk bernafas, dan kepala saya serasa baru saja tersambar petir yang amat sangat besar.
setelah saya sadar, tubuh ini lemah. hati ini hancur. saya masih ingat wajah itu. kamu. iya itu kamu. saya masih mencoba untuk mengendalikan diri, tetapi tidak bisa. semua yang ada di tubuh ini benar-benar sulit untuk dikendalikan. saya ingin bangun tetapi tidak sanggup. air mata sudah membahasi seluruh bagian pipi.
kenapa? kenapa harus kamu yang ada disana? kenapa semua ini harus terjadi?
saat itu entah itu benar atau hanya halusinasi, saya melihat kamu di kaca pintu rumah sakit itu. seketika dengan sekuat tenaga saya bangkit kemudian berlari berusaha menggapaimu. akan tetapi kamu tidak lagi ada disitu. kemana lagi? kamu kemana?
hingga saat ini saya hanya berharap semua ini hanyalah mimpi buruk yang nantinya akan segera berakhir dan semuanya kembali seperti semula. disetiap tidur, bayang-bayangmu selalu ada dimimpi...
semua ini sangat berat saya terima. beri saya waktu untuk menenangkan diri ini. beri saya waktu untuk berfikir apa yang sebenarnya terjadi...
Posting Komentar