our memories
hari ini pertama saya masih kuliah setelah kepergiannya. saya sudah bertekad untuk kembali speerti diri saya yang sebelumnya. akan tetapi ternyata sulit untuk direalisasikan. begitu jelas ingatan itu dalam benak ini. kamu selalu ada diingatanku.

hari ini saya melintasi sekolahmu. semuanya masih sama seperti dulu, tidak ada satupun yang berubah. saya teringat dulu saya sering kamu jemput dan dibiarkan menunggu di mobil hingga usai sekolah. setelah itu kita jalan bareng-bareng. semua masih sangat saya ingat. sering kita beli jajanan di pinggir jalan depan sekolahan itu karena saya tidak cukup punya uang banyak untuk jajan di kantin sekolahmu. sering kali saat kamu ujian, kamu suruh saya menunggu di mobil dengan ditemani buku-buku yang berisi jawaban ujian. saat kamu kesulitan dalam ujian kamu sms saya untuk mencarikan jawabannya.

kamu ingat taman kemang? ingat kan dulu kita bertiga sering banget lari pagi disana. aku selalu berada paling belakang. dan ingat kan saat kita sarapan pagi usai lari pagi di pinggiran jalan depan lapangan tennis? kamu dengan badan sekecil itu tapi makan bisa melahap 2 piring. ingat juga kan saat kita istirahat di halte dekat lapangan tennis? disana kamu terpeleset karena berlari-lari tidak karuan. dan kamu ingat saat saya pingsan di trotoar? kalian dengan panik memopong saya hingga kemobil. semua ingatan itu masih sangat jelas. jelas sekali.

saya merasa sendiri. entah mengapa saya merasa sekarang saya hanya memopong kesedihan ini sendiri. tidak ada yang dapat membantu saya untuk memopongnya. tidak satupun. ingin sekali saya menceritakannya kepada teman-teman dekat saya di kampus tentang apa yang saya rasa. tetapi dimata saya kenapa mereka semua tampak cuek dan tidak perduli. hal tersebut membuat saya semakin perduli.

tadi saat saya tidur di kelas. saya merasakan tanganmu memegang erat tangan saya. saya sangat merasakan itu. kenapa kamu lepaskan begitu saja genggaman tangan itu?kenapa? kenapa kamu tidak ajak saya dalam genggamanmu?

tadi juga saya berhalusinasi. entah apa yang ada di fikiran saya. saya melihat sosok kamu dalam diri orang yang sebenarnya kamu benci. saat saya pandang dia serasa saya ingin memeluknya dan memintanya untuk jangan pergi meninggalkan saya. tapi saya tersadar semua itu hanya halusinasi saya..
0 Responses

Posting Komentar